
Peringatan 100 tahun Al-Khairiyah menjadi momentum berharga dalam menandai perjalanan panjang organisasi Islam yang telah berkiprah dalam bidang pendidikan dan dakwah. Acara ini juga mengukuhkan kembali peran penting Al-Khairiyah dalam membangun generasi yang berilmu, religius, sekaligus cinta tanah air.
Dalam sambutannya, Kajari Cilegon menyampaikan apresiasi mendalam atas kontribusi Al-Khairiyah, khususnya di wilayah Banten, dalam mencetak insan-insan berkarakter.
“Kami merasa bangga dan bersyukur bisa hadir di peringatan satu abad Al-Khairiyah. Lembaga ini telah berperan nyata dalam membangun kader bangsa yang mengedepankan nilai keislaman, kebangsaan, dan keilmuan,” ujar Diana Wahyu Widiyanti.
Kehadiran Kajari di acara tersebut sekaligus mencerminkan komitmen sinergi antara aparat penegak hukum dan masyarakat, termasuk lembaga pendidikan dan keagamaan, dalam memperkuat moderasi beragama serta menegakkan supremasi hukum.
Al-Khairiyah, yang berdiri sejak 1925 oleh Syekh Muhammad Yasin di Cilegon, telah berkembang menjadi jaringan pendidikan Islam modern yang meliputi berbagai jenjang, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Acara yang berlangsung khidmat dan semarak ini turut dihadiri tokoh-tokoh nasional dan daerah, ulama, akademisi, para santri, serta masyarakat luas yang antusias merayakan tonggak sejarah ini.
Kajari Cilegon berharap momentum seabad Al-Khairiyah mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menimba ilmu, berakhlak mulia, dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
“Kami yakin kolaborasi antara aparat penegak hukum dan lembaga pendidikan seperti Al-Khairiyah akan menjadi landasan kokoh dalam mewujudkan masyarakat yang adil, cerdas, dan berkarakter,” tutup Diana Wahyu Widiyanti.
Perayaan satu abad Al-Khairiyah diakhiri dengan doa bersama serta beragam kegiatan keagamaan dan kebudayaan yang merefleksikan kekayaan tradisi dan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan.