-->

Notification

×

Iklan

iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Prah Prahan Ruwat Bumi Desa Sumur Kumbang Masih Terjaga Warisan Leluhur

Friday, October 18, 2019 | 2:43 PM WIB Last Updated 2019-10-19T00:43:27Z
iklan
Comunitynews.com.Desa sumur kumbang kec.kalianda lampung selatan  Sampai sekarang warga di beberapa desa di daerah sumur kumbang,  ada yang masih jalankan adat peninggalan nenek moyangnya yang sudah berjalan semenjak beberapa ratus tahun yang waktu lalu.

Prah Prahan Ruwat Bumi Desa Sumur Kumbang Masih Terjaga Warisan Leluhur


Adat dimaksud ialah berbentuk upacara Ruwatan Bumi, yakni ritual manifestasi rasa sukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas semua yang sudah didapat hasil dari bumi.


Ruwatan datang dari kata Ruwat atau ngarawat (bahasa Sunda) yang berarti pelihara atau kumpulkan. Arti dari kumpulkan ialah ajak warga semua kampung berikut hasil buminya untuk disatukan, baik yang masih mentah atau yang telah jadi atau dalam skala pemprosesan. Maksudnya tidak hanya rasa sukur barusan sekaligus juga jadi aksi tolak bala serta penghormatan pada beberapa leluhurnya.



Penerapan ruwatan bumi umumnya berjalan di tanah lega. Walau masing-masing wilayah mempunyai ciri sendiri-sendiri, tetapi pada dasarnya mereka lakukan ritual keagamaan yang kental dengan momen budaya.


Sejarah Penerapan ruatan bumi ini umumnya karena berlangsungnya musibah alam yang menerpa daerah atau rumah mereka. Sesudah musibah lalui, mereka selanjutnya melakukan ruwatan bumi supaya musibah tidak berlangsung lama atau datang kembali.



Di wilayah sumur kumbang, Kecamatan kalianda dan sekelilingnya, ruwatan bumi masih dijaga serta digerakkan dengan benar-benar khidmat oleh warga ditempat seperti yang diwariskan beberapa orang tua dulu. Serta dukungan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung selatan di jadikan jadwal budaya dan parawisata.


Ruwatan bumi di wilayah ini benar-benar unik serta menarik sebab kemampuan adat di waktu dulu yang terus terpelihara secara baik.



Ditengah-tengah modernisasi serta arus globalisasi yang susah untuk dibendung, ruwatan bumi tentunya hadapi intimidasi ke arah kepunahan.



Walau sebenarnya seputar 20 tahun waktu lalu, tiap mendekati bulan Maulud tetap diselengarakan ruwatan bumi. Dengan di pimpin tetua kampung, masyarakat ditempat bergabung di tanah lega dekat pohon sekalian bawa tumpeng.

Prah -prahan itu sekaligus dipakai untuk bersilaturahmi antara masyarakat, sebab sesudah ritual kagamaan usai semua masyarakat bergembiria ria murak tumpeng sekalian bercakap serta bersenda canda. Sayang sekarang tidak ada lagi momen semacam itu di diera sekarang ini.



Proses acara ini bertahap hingga sampai lah puncak nya, waktu yang di perlukan yaitu tujuh juma'at dan itu acara puncak nya.


Degan makan bareng di jalan raya atau di depan masjid setempat hal layak nya acara bacakan bersama masyarakat sekitarnya.

Di Hadiri Tokoh Penting yaitu : 


- Camat kalianda ikut hadir dalam acara tersebut ( jaidan, SE )  bersama rombongan nya ikut prah-prahan, dan hadir juga

- Anggota DPR RI, Ir H.Endro S. Yahman,M.Sc ikut acara tersebut dan ber baur dengan masyarakat. Masyarakat sanggat antusias dalam acara tersebut.


Riuh canda dan tawa dirasakan  oleh masyarakat setempat, tidak perduli walau pun panas yang penting kebersamaan untuk masyarakat.


Kepala desa sumur kumbang (Mastus M,s) dalam sambutan nya kepada semua yang hadir di dalam acara prah-prahan, saya ber terimakasih karna berlangsung nya acara ini  penuh khidmat dan bermanpaat untuk kita semua,husus nya masyarakat di desa sumur kumbang.


Ini acara sudah lama dan ini adalah acara adat yang patut kita hargai atau di lestarikan agar tidak hilang tergerus oleh jaman. Papar ( mastur M,s ) 18- 10- 2019/ jum'at.


By : Asroni ketua FPII Lampung selatan
×
Berita Terbaru Update