Sejarah Ogoh-Ogoh: Simbol Bhuta Kala dalam Perayaan Nyepi di Bali

Ogoh-ogoh Bali Adalah 

Sejarah Ogoh-Ogoh: Simbol Bhuta Kala dalam Perayaan Nyepi di Bali
Sejarah Ogoh-Ogoh: Simbol Bhuta Kala dalam Perayaan Nyepi di Bali

Ogoh - ogoh - comunitynews - ogoh ogoh masa kini justru menampilkan karakter-karakter populer seperti tokoh superhero atau selebriti yang sedang populer. Meskipun begitu, ogoh-ogoh tersebut tetap menjadi simbol penting dalam perayaan Hari Raya Nyepi di Bali.

Bagaimana proses pembuatan ogoh-ogoh sendiri? Biasanya, proses pembuatan ogoh-ogoh dimulai dengan membuat rangkaian dari bambu dan kayu. Setelah itu, rangkaian tersebut dilapisi dengan kertas atau kain. Kemudian, ogoh-ogoh tersebut diberi warna dan dekorasi yang sesuai dengan tema yang diinginkan.

Selain ogoh-ogoh, perayaan Hari Raya Nyepi di Bali juga diwarnai dengan berbagai kegiatan lainnya seperti prosesi ogoh-ogoh yang diarak oleh masyarakat setempat, upacara melasti, dan Tawur Kesanga. Melasti sendiri adalah upacara membersihkan prasasti dan benda-benda keramat di pura atau tempat suci lainnya, sedangkan Tawur Kesanga adalah upacara membersihkan diri dengan mempersembahkan sesaji atau persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Perayaan Nyepi di Bali tidak hanya berlangsung satu hari saja, melainkan dilakukan selama tiga hari. Hari pertama disebut dengan Pengrupukan atau malam sebelum Nyepi, hari kedua adalah Hari Raya Nyepi sendiri, dan hari ketiga disebut dengan Ngembak Geni atau hari untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman.

Dalam perayaan Nyepi, umat Hindu di Bali mengikuti aturan yang cukup ketat seperti tidak boleh keluar rumah, tidak boleh menyalakan lampu atau api, tidak boleh bekerja, dan tidak boleh bermain atau bercanda. Tujuannya adalah untuk merenungkan diri dan memperbaiki diri, serta membersihkan jiwa dan raga dari segala bentuk kejahatan dan kesalahan.

Dalam kesimpulannya, ogoh-ogoh merupakan simbol Bhuta Kala yang tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Nyepi di Bali. Ogoh-ogoh sendiri awalnya diperkenalkan oleh seorang pendeta Hindu bernama Dang Hyang Nirartha pada abad ke-16 dan terus berkembang hingga masa kini. Meskipun ogoh-ogoh masa kini lebih modern dan kreatif, namun tetap memiliki makna yang dalam dalam tradisi dan kepercayaan agama Hindu-Bali. Selain ogoh-ogoh, perayaan Hari Raya Nyepi di Bali juga diwarnai dengan berbagai kegiatan keagamaan lainnya seperti prosesi ogoh-ogoh, upacara melasti, dan Tawur Kesanga.

0 Response to "Sejarah Ogoh-Ogoh: Simbol Bhuta Kala dalam Perayaan Nyepi di Bali"

Iklan Atas artikel




Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Loading...

Iklan Bawah Artikel

Loading...