Anak Polisi di Sumatera Utara Melakukan Penganiayaan Terhadap Mahasiswa: Tersangka Ditangkap dan Ayahnya Dicopot dari Jabatannya

 Anak Polisi di Sumatera Utara Melakukan Penganiayaan Terhadap Mahasiswa

gambar hanya ilustrasi: Anak Polisi di Sumatera Utara Melakukan Penganiayaan Terhadap Mahasiswa

Anak Polisi Aniaya Mahasiswa - comunitynews - Kasus penganiayaan yang melibatkan seorang anak perwira polisi di Sumatera Utara, AH, 19 tahun, dan seorang mahasiswa bernama Ken Admiral telah menjadi viral belakangan ini. Dalam video yang diunggah oleh akun Twitter @mazzini, terlihat dengan jelas bagaimana AH melakukan serangan beringas terhadap Ken Admiral dengan memukul dan menginjaknya hingga tersungkur. Hal yang lebih menyedihkan lagi adalah bahwa ayah AH, AKBP Achiruddin Hasibuan, yang juga seorang perwira polisi, hanya berdiri dan menyaksikan tindakan kekerasan tersebut tanpa mencoba melerai.

Kejadian ini memicu reaksi keras dari masyarakat luas. Ada banyak tanggapan dari warganet di media sosial, termasuk juga dukungan untuk Ken Admiral dan kecaman terhadap tindakan brutal yang dilakukan oleh AH. Bahkan tagar Ken Admiral sempat trending di Twitter selama beberapa waktu.

Setelah melakukan penyelidikan, AH akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap oleh pihak kepolisian. Sementara itu, ayahnya, AKBP Achiruddin Hasibuan, dicopot dari jabatannya sebagai Kabag Bin Ops Direktorat Narkoba Polda Sumut.

Sejumlah warganet juga membandingkan kasus ini dengan kasus lain yang pernah terjadi, yaitu kasus Mario Dandy, anak mantan pejabat Ditjen Pajak yang juga melakukan tindakan penganiayaan beberapa waktu lalu. Mereka meminta agar pelaku di kedua kasus tersebut diberikan sanksi yang berat dan dipecat dari jabatannya.

Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya upaya untuk memberantas segala bentuk kekerasan dan tindakan kriminal di dalam masyarakat, bahkan jika pelakunya adalah seorang perwira kepolisian atau anak dari seorang pejabat. Semua orang harus diperlakukan sama di depan hukum dan tidak boleh ada perlakuan istimewa. Semoga kasus seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan.

Share this post